Perjalanan ke barat #6 - eksotisnya gunung rajabasa

21.28

29 januari 2017, Menjelang dini hari hujan semakin lebat. Tenda yang saya gunakan sesekali terguncang hembusan angin dan derasnya air hujan yang menghantam tenda. Namun tentu saja hal tersebut tidak mengganggu kenyamanan tidur saya, hanya sesekali saya terbangun untuk membetulkan letak Sleeping Bag yang sesekali terbuka. selebihnya tidur saya semakin nyenyak. sampir akhirnya kegaduhan terdengar menjelang subuh yang berasal dari para pendaki lain yang mendirikan tenda disekitar saya. Entah mereka hendak bersembahyang ataupun hendak summit ke puncak rajabasa, saya tak ambil peduli dan lebih memilih untuk membenamkan diri dala hangatnya Sleeping Bag.



Jam pada smartphone saya menunjukan sekitar pukul delapan pagi, dengan agak malas sebenarnya saya keluar dari tenda, apalagi cuaca dingin seperti saat ketika itu. Setelah cuci muka dan sedikit pemanasan otot kemudian saya berkemas. Rencana ketika mendaki ke puncak rajabasa perlengkapan tidak akan saya bawa, carrier dan peralatan lainnya saya simpan didalam tenda doom. hanya beberapa saja yang saya bawa di dalam tas kecil yang biasa saya taruh didepan badan.

Gunung rajabasa ini terletak di kecamatan kalianda, saya sendiri masuk melalui desa sumur kumbang. untuk tingginya tidak lebih dari 1400an Mdpl, Gunung rajabasa sendiri terletak di tepi pesisir lampung, jika kita melongok kebawah dari puncaknya, maka akan nampak pemandangan lautan luas serta beberapa pulau kecil dan gunung anak krakatau yang selalu berselimut asap.

Biasanya dalam musim penghujan seperti saat saya mendaki seperti sekarang ini akan banyak didapati pacet atau lintah darat yang selalu haus darah. Namun saya beruntung selama pendakian tidak menemukan satupun pacet yang menempel pada kulit. Saya sendiri agak geli jika melihat pacet menempel ditubuh saya. Dulu saya ketika mendaki ke geger bentang di wilayah Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP) seringkali dihinggapi mahluk yang menurut saya menjijikan tersebut.

Selain pemandangan laut yang saya ceritakan tadi, di gunung rajabasa juga ada sebuah cekungan yang seringkali dikatakan danau oleh warga sekitar, walau sebenarnya tidak pernah berair. Konon katanya jika beruntung kita bisa melihat cekungan tersebut dipenuhi air. Tapi selama obrolan dengan beberapa pendaki dan warga sekitar sebenarnya belum pernah ada manusia yang beruntung menemukan air disana.

Ada juga yang namanya batu cukup. Dikatakan batu cukup karena katanya dengan batu yang semestinya hanya bisa menampung 5-10 orang, namun pada kenyataannya mampu menampung lebih dari 50 orang diatasnya. Lantas kemudian batu tersebut dinamakan batu cukup.

Puncak gunung rajabasa
Saya mendaki dengan santai, sambil sesekali saya sempatkan mampir ke gubuk-gubuk petani yang ada disepanjang perjalanan ke puncak gunung rajabasa.  Selama perjalanan saya juga bertemu dengan beberapa pendaki yang hendak turun, sekitar ada 3-4 rombongan yang saya temui waktu itu. Setelah hampir dua jam perjalanan yang melelahkan karena bekal makanan saya ketinggalan di tenda, akhirnya saya sampai di puncak gunung rajabasa.


Bersambung...

You Might Also Like

0 komentar